Kota Madrid : Secawan Sangria di Spanyol

kota madrid di spanyol

Selalu ada persaingan antara Madrid dan Barcelona. Entah itu di lapangan rumput sepak bola dunia, maupun di dunia wisata Spanyol. Setidaknya itu bagi kami.

Saat itu, kami harus memutuskan kota mana yang akan kami pilih untuk liburan pertama kami ke Spanyol. Madrid atau Barcelona? Dua-duanya menarik. Dua-duanya kota besar dengan banyak atraksi wisata di Spanyol.

Beruntung bagi Madrid karena letaknya yang terletak di tengah, tidak seperti Barcelona yang terletak di ujung timur laut negri Spanyol, kami akhirnya memilih Madrid. Dari Madrid ke Granada dan Cordoba tidak begitu jauh. Dua kota terakhir ini terlanjur menjadi destinasi wajib kami di Eropa.

Beberapa bulan sebelum kami ke Madrid, kami sempat menyambangi Paris. And to be honest, it was not a nice trip for us. Yang sudah pernah ke Paris pasti tau kenapa. Bagi kami yang liburan kemana-mana mesti nenteng anak-anak, Paris agak overcrowded and tiring. Terutama dengan transportasi umumnya.

Jadi saat kami ke Madrid, kami tidak terlalu menaruh harapan besar. Khawatir kecewa lagi kayak di Paris.

But what I can say…it turned to be one of our favorite trip in Europe πŸ™‚

We love Madrid. Since the day one we arrived.

Yes, there were crowded places everywhere in Madrid, just like in Paris, but I sensed a different feeling. Madrid bagi kami lebih bersahabat, lebih terbuka, dan suasananya jauh lebih hangat. I saw smiling faces everywhere. Those laidback and cheerful people around the corner. Saya tak tau darimana orang-orang ini berasal, entah turis entah penduduk lokal, but I love the ambience being shared among them.

kota madrid di spanyol
Crowd di kawasan Gran Via

Padahal saat itu telah masuk musim gugur di belahan Eropa. Musim yang biasanya membawa aura gloomy bagi banyak orang. Tapi di Madrid, kami seolah baru saja menikmati musim panas yang begitu cerah.

Madrid dan Andalusia memang memiliki suhu rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan negara lain di Eropa. Karena itu saya tidak akan menyarankan untuk ke Madrid saat summer kalau tak ingin bertemu cuaca super panas dengan sinar matahari yang cukup membakar kulit. Musim gugur bagi kami adalah saat yang tepat untuk ke kota ini. Kami bisa nongkrong berlama-lama di area plaza dengan udara terbuka tanpa harus tersengat panas matahari.

Cuaca cerah di Madrid di musim gugur kali itu membuat kami jadi bebas berkelana di dalam kota Madrid. Karena penginapan kami letaknya di pusat kota, di area Gran Via yang jadi pusat industri wisata kota ini, kemana-mana kami lebih banyak berjalan kaki atau naik metro bawah tanah.

Jadi, Kemana Saja Di Madrid?

Gran Via

Pagi hari, setelah sehari sebelumnya pesawat KLM yang kami tumpangi mendarat di bandara Madrid Barajas, kami segera melipir ke Gran Via. Kawasan jantung utama kota Madrid yang hanya berjarak beberapa meter dari apartemen kami.

Kalau saja bukan karena kelelahan dan sedikit shock saat pertama tiba di depan gerbang apartemen tempat kami menginap, mungkin sejak semalam tadi kami sudah melipir ke sini. Sore kemarin menjelang maghrib, kami sampai di apartemen yang kami sewa setelah menggeret koper dan stroller anak-anak sekitar 200 meter dari lampu merah tempat supir taxi menurunkan kami. Kami disambut dengan gerbang besi tak terawat di sebuah ruangan yang lebih mirip garasi, dengan coretan gravity di sekitar gedungnya. Aura senja yang sebentar lagi gelap bikin suasana batin makin berkecamuk.

“Pap..ini beneran penginapan kita? Udah dicek dulu belum?” tanyaku kepada pak suami yang sama bimbangnya dengan saya. “Udah kok..apartemennya lumayan kalo liat di foto web”. Jawab pak suami berusaha menenangkan. Di seberang lapangan kami melihat kantor polisi dengan beberapa polisi yang berlalu lalang di sekitar lingkungan. Cukup menenangkan kami untuk sementara. Walau tetap ada ragu akan seperti apa apartemen yang kami tempati nanti.

Alhamdulillah si bapak pemilik apartemen muncul tak lama kemudian. Dengan ramah ia mengajak kami masuk dan naik lift ke lantai 1. Lift yang cukup sempit dan tak bisa memuat kami berlima. Si bapak akhirnya memilih untuk naik tangga.

Sesampainya kami di kamar apartemen yang kami sewa, barulah kami bisa bernapas lega. Apartemennya bersih pemirsaaa.

Heran juga di gedung yang nampak lusuh ini ada apartemen yang cukup apik.

Anyway…kami tidur nyenyak malam itu, dan bangun dengan segar esok paginya. Segar bugar untuk menjelajahi Gran Via dari ujung ke ujung.

kota madrid di spanyol
Gran Via..sayang gedung yang jadi icon Gran Via di belakang kami lagi direnovasi

Sebagaimana kota-kota besar lainnya di Eropa, jantung utama kota Madrid ini dipenuhi deretan gedung pusat perbelanjaan. Primark, H&M, Zara, Mango, Loewe, El Corte Ingles…semua ada di kawasan ini. Tak ketinggalan kios penjual lotre yang ikut berdiri di beberapa ruas jalan Gran Via. Sampe sekarang saya masih tak mengerti mengapa kota semaju Madrid masih ada yang mau mengundi nasib dengan lotre.

Palacio De Cibeles

palacio cibeles madrid spanyol
foto keluarga yang gagal di palacio de cibeles

Di salah satu ujung jalan raya Gran Via, berdiri Palacio de Cibeles dengan bentuk dome-nya yang eye catching, menyerupai mahkota ratu. Karena letaknya yang masih satu ruas jalan dengan kawasan Gran Via, menuju ke sini menjadi sangat mudah. Tinggal berjalan menyusuri area pedestrian di kawasan Gran Via yang memanjang, hingga bertemu istana ini. Beberapa halte utama bus di kota Madrid juga letaknya tepat bersisian dengan istana ini. Begitu pula stasiun metro, tidak jauh dari istana ini.

Kalau masih tak ingin ribet, tinggal naik bus hop on hop off yang salah satu halte pemberhentiannya hanya beberapa meter dari istana ini.

Kami memilih berjalan kaki sekitar 1,5 km dari area Primark di Gran Via. Sepanjang jalan bisa sambil cuci mata dan mengambil foto, walaupun 2 anak kecil kami lebih sering tak kooperatif saat diajak berfoto. Mereka lebih senang strollernya terus melaju tak perlu sering-sering berhenti karena mak-nya sering mengambil foto dan keluar masuk pertokoan….heheheh.

Padahal Palacio de Cibeles ini jadi salah satu hot spot kami buat berfoto. Bentuknya yang lebih unik dan lebih bercirikan Madrid daripada Palacio Real, salah satu istana utama lain di kota ini, bikin saya merasa perlu mengabadikan foto keluarga di sini.

Terlebih saat kami di sini, di tampak depan istana ini menggantung sebuah spanduk bertuliskan “Refugee Welcome” yang menandakan otoritas negri ini ingin dipandang bersikap lebih positif kepada para pengungsi perang Suriah yang sampai saat ini masih jadi isu hangat di Eropa.

hop on hop off madrid spanyol
bus hop on hop off

Plaza Del Sol

kota madrid di spanyol
real face of ‘del Sol’

Meneruskan perjalanan dari Palacio de Cibeles, kami lalu terdampar di belantara Puerta del Sol yang dipenuhi beragam rupa manusia. Dari para turis yang mencari hiburan, anak muda yang tengah kongkow-kongkow, young and old shoppers ataupun para pelintas yang keluar dari stasiun metro, hingga para seniman jalanan dengan beragam atraksi yang berusaha mengundang perhatian demi beberapa keping euro. Semua tumpah ruah di sini.

Puerta de Sol selain menjadi stasiun metro utama kota Madrid karena letaknya yang berada tepat di tengah kota, juga menjadi salah satu area pusat perbelanjaan yang dipenuhi beragam toko, cafe dan restoran. Beberapa turis yang berburu souvenir juga nampak oleh kami di sini.

Saking banyak dan beragamnya manusia di Puerta del Sol, alarm siaga kami secara otomatis bekerja. Waspada dengan dompet, tas dan anak-anak yang kami bawa. Kami sedang tak ingin dibikin repot dengan urusan kehilangan dompet dan sebagainya. Harap maklum, Madrid dan Barcelona lumayan terkenal dengan aksi kawanan copet yang menyasar para turis.

Beberapa seniman jalanan dan penjual asongan nampak begitu agresif dengan para pengunjung. Termasuk kepada kami. Syukurnya, sebelum sampai Madrid kami sudah dibekali dengan beberapa tips agar nyaman di Madrid. Sigap dengan tampang acuh kami terus berlalu meninggalkan Puerta del Sol. Alhamdulillah tanpa kehilangan satu apapun.

kota madrid di spanyol
yang motret harap beri sumbangan..gitu kira2 artinya.

Palacio Real

istana kota madrid di spanyol
anak piyik yang kelelehan depan Palacio Real πŸ˜€

Satu yang kami sukai dari kota ini, tempat wisata terletak saling berdekatan, sehingga dalam satu hari kami bisa mendatangi beberapa tempat sekaligus hanya dengan berjalan kaki. Berbeda dengan Paris yang kemana-mana kami harus turun naik metro.

Palacio Real ini pun sempat kami kunjungi setelah sebelumnya melawat ke Gran Via, Palacio de Cibeles, dan Puerta del Sol, walau tak sempat masuk ke dalam gedung istananya. Selain berbayar, dua bocah kami pun sudah nampak rewel pertanda kami harus segera pulang ke penginapan. Es krim yang kami beli di kedai depan istana ini sepertinya tak mampu lagi mengatasi kebosanan mereka. πŸ™‚

Lagipula usah berharap bakal bertemu raja di dalam. Beliau dan anggota keluarga kerajaan tak mendiami istana ini. Kalau Palacio de Cibeles berfungsi sebagai kantor walikota Madrid, maka Palacio Real ini berfungsi sebagai tempat diselenggarakannya acara-acara seremonial kenegaraan.

traveling with kids madrid spanyol
dan ini…anak kicik yang ga betah dipotret

Stadium Santiago Bernabeu

Hari berikutnya, kami memilih untuk keluar kota Madrid. Kami mengunjungi Mezquita de Cordoba dan balik ke penginapan kami di Madrid sore hari.

Baca di sini: Suatu Hari di Mezquita de Cordoba

Hari setelahnya barulah petualangan kami kembali berlanjut ke markas Real Madrid, Santiago Bernabeu. Hanya perlu naik metro sekali jalan dari penginapan kami, kami sudah bisa nangkring manja di dalam stadion yang luar bisa besar itu. Saking besarnya, kami yang masuk dari tribun paling atas saat memandang ke tengah lapangan, melihat orang-orang yang di tengah lapangan hanya seukuran lego. Bayangin aja menonton pertandingan sepak bola dari atas gedung. πŸ˜€ Mending duduk manis nonton depan TV yak.

Kami perlu membayar €19 per orang untuk bisa masuk ke dalam stadium dan mengikuti tur keliling stadium. Selama tur kami diajak berkeliling ke ruangan memorabilia klub Real Madrid. Di ruangan ini disimpan benda-benda bersejarah milik klub yang diperoleh sejak saat pertama didirikan. Beragam sepatu emas, bola emas, tropi yang berhasil diperoleh sampai baju kaos kesebelasan tim dari tahun ke tahun. Ada satu yang saya ingat di ruangan ini, kami sempat mendengarkan audio club anthem sejak pertama kali klub ini ada. Dan club anthem Real Madrid yang pertama kali sangat mirip dengan lagu qasidahan…hahahha. Saya sama papanya anak-anak sampe saling bertanya-tanya…qo kayak lagu arab gini club anthem Real Madrid. Tapi yaa…kalo baca sejarah negri Spanyol sih memang kita ga akan heran. 

Selain ruang memorabilia kami juga ditunjukkan ruang istirahat, ruang ganti dan ruang sauna pemain. Kalau pengen nyobain gimana rasanya jadi Ronaldo setelah menang tanding, kamu bisa coba duduk di bangku depan loker bertuliskan Ronaldo. Masih kurang puas, boleh lanjut mencoba duduk di area tribun utama tempat para official club merayakan kemenangan bersama anggota timnya.

Sempat merasa terjebak saat akan keluar dari arena stadium ini, saat petugas stadium membagikan kartu antrian untuk berfoto di photo stand bintang klub. Masalahnya kami baru tau belakangan kalau itu harus membayar sejumlah euro untuk mencetak foto. Saya lupa berapa besarannya, tapi cukup mahal menurut kami. Dengan mengucapkan terima kasih, kami menyelinap keluar dari antrian tanpa ikut berfoto. πŸ™‚

Celingukan mencari pintu keluar, ternyata pintu keluarnya mesti melalui toko merchandise yang berarti itu harus melewati satu ujian lagi bagi dompet…heheh. Duh, mesti kekep dompet erat-erat ya kalau pergi ke tempat beginian. Selain di stadium ini, toko merchandise resmi Real Madrid juga bisa kita temukan di kawasan pusat perbelanjaan seperti Plaza del Sol.

real madrid spanyol
markas real madrid: santiago bernabeu

Menuju ke stadium ini sangat mudah menggunakan transportasi metro. Dari stasiun metro Plaza de Espana kami turun tepat di stasiun metro Santiago Bernabeu. Tinggal jalan sekitar 400 meter, sampai deh kami di markas Real Madrid. Line bus juga tersedia dengan halte stop tepat di depan stadium.

Alhamdulillah, kami merasa cukup nyaman dengan fasilitas metro di Madrid. Tiap stasiun metro dilengkapi dengan lift untuk membantu kami naik turun ke platform metro menggunakan stroller. Metronya juga cukup bersih dan tidak sepadat metro di Paris. Sistem pembelian tiketnya hampir sama dengan di Paris. Kita bisa beli tiket satuan atau beli per paket.

transportasi umum kota madrid spanyol
dalam metro kota madrid

Setelah puas menjelajahi stadium dan berkali-kali harus kekep dompet, dompet kami akhirnya harus pasrah untuk dibuka setelah perut kami berempat meronta-ronta minta diisi.

Di saat lapar itulah, mata kami tertumbuk di papan menu sebuah cafe seberang stadium. Paella Seafood. Sepertinya cukup menarik untuk dicoba. Lagipula sejak pertama berada di Spanyol, makanan khas sini yang sempat kami coba baru beberapa potong tapas di stasiun kereta Cordoba. Mungkin sudah saatnya mencoba yang lain.

Dari penampakannya, paella ini mirip nasi goreng. Tapi rasanya….beda banget.hahahhaha. Cara masaknya juga beda sih. Kalau nasi goreng, dibikin dengan nasi matang yang ditumis dengan beberapa bumbu dan campuran lauk. Nah paella ini, cara bikinnya dengan memasukkan beras ke dalam rebusan bumbu dan lauk yang ditumis terlebih dahulu. Ga heran kalau hasil akhirnya rada-rada becek gitu. Enak apa ga nya, kami sarankan coba sendiri. Lidah masing-masing orang beda, yekaann.

paella kota madrid di spanyol
paella di santiago bernabeu

Entah apa karena porsinya yang kurang nendang bagi kami, atau karena rasanya yang memang tidak seperti makanan sehari-hari kami, sampai di apartemen kami masih kelaparan. Beberapa bungkus indomie yang kami beli kemarin, tandas oleh kami berempat.

Indomie ini tak sengaja kami temukan saat berbelanja di supermarket asia depan aparteman yang kami sewa. Nama supermarketnya Bazar Supermercado. Di Madrid juga terdapat beberapa supermarket Asia yang menjual bermacam-macam bumbu dan bahan makanan Asia. Jadi, kalau tak cocok dengan rasa paella, ga usah khawatir, ada banyak pilihan bahan makanan di toko asia.

indomie di kota madrid spanyol
indomie di toko asia dekat gran via

Mercado De San Miguel

Sebenarnya, kami ini tau kalau selera kuliner kami itu terlalu nusantara banget. Tapi ya kadang-kadang kami ngeyel. Se-ndeso gimana pun selera kami, masih juga penasaran dengan cita rasa kuliner negri yang kami datangi. Tak terkecuali di Madrid.

Dan di Madrid, setiap pemburu kuliner khas pasti menyambangi Mercado de San Miguel. Mercado de San Miguel ini kayak pasar modern di negri kita. Bedanya, tidak hanya lapak pedagang bahan makanan yang ada di sini, tapi sebagian gedung mercado ini dijejali cafe tempat warga Madrid kongkow-kongkow menikmati sajian kuliner.

Dan di suhu hangat kota Madrid saat itu, sebuah cafe dengan sajian bermacam-macam minuman segarnya terlihat begitu menggoda untuk kami coba. Saya pun menunjuk sebuah menu yang terpampang di papan menunya. Sangria, nama yang sepertinya cukup sering kubaca di artikel-artikel kuliner khas Spanyol, walaupun tak mengerti seperti apa sangria itu. Mungkin kini saatnya mencoba.

“No, I’m sorry but this is not for you. It is with alcholol”. Jawaban si mbak pramuniaga akhirnya membuyarkan rasa penasaran. Haa…harusnya sudah kuduga sebelumnya. Beberapa botol minuman beralkohol yang dipajang di counter-nya harusnya sudah cukup memberi petunjuk kalau bar yang saya datangi ini bar minuman beralkohol.

Yah, sudahlah. Toh tidak setiap rasa penasaran itu harus dipuaskan.

Tapi saya jadi mikir, kadang-kadang kota Madrid ini memang nampak seperti secawan Sangria. Merah merona, segar dan atraktif, tapi mungkin bukan untuk kami. Halaah :p

kuliner kota madrid di spanyol
sangria bar di mercado de san miguel

Calle de Fuancarral

Meski hasrat kuliner tak berakhir memuaskan, tapi si emak ini tau bagaimana harus mencari kesenangan lain. Salah satu caranya, dengan mengunjungi Calle de Fuancarral. Kawasan pusat belanja yang terkenal dengan local shop-nya.

Tapi tak jauh berbeda dengan Gran Via, shoe store here and there. Spanyol memang terkenal dengan industri kulit yang menunjang industri fashionnya. Harga produk kulit sepatu dan tas berkualitas pun kami temukan lebih murah di sini.

tempat belanja di kota madrid spanyol
shoe store everywhere

Dari hasil berselancar di dunia maya, saya jadi tau satu toko yang sering direkomendasikan bagi mereka yang ingin membeli produk lokal madrid. Nama tokonya, Misako. Toko yang menjual beberapa produk fashion lokal Madrid untuk kualitas middle range. Harganya tentu tak semahal butik kulit lain yang sudah mendunia seperti Massimo dutti dan lain-lain. Tapi untuk kualitas, yaa cocoklah untuk dijadikan oleh-oleh. Misako juga punya website sendiri untuk mereka yang lebih senang belanja online.

tempat belanja di kota madrid spanyol
Outlet Misako di Calle de Fuencarral

El Corte Ingles

Terakhir, kemana lagi mesti mencari oleh-oleh di Madrid selain tempat-tempat di atas? Satu jawaban saya, El Corte Ingles. Department store ini cukup lengkap menjajakan beberapa kebutuhan yang dicari para turis. Dari produk tekstil, mainan anak-anak, aksesoris rumah, sampai produk makanan. Saya membeli beberapa penganan khas Spanyol untuk oleh-oleh di sini. Tinggal cari gourmet section yang ada di tiap gerai El Corte Ingles. Department store ini sendiri bisa kita temukan di beberapa tempat di kota Madrid.

oleh-oleh kota madrid spanyol
turon di el corte ingles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.