Jadi ceritanya, awal musim semi kemarin di bulan mei 2016 bertepatan dengan libur sekolah si kakak, rencana kami ke Swiss akhirnya terlaksana juga. Liburan yang sudah kami rencanakan sejak musim dingin di awal tahun. Swiss menjadi salah satu destinasi liburan kami setelah kami mendengarkan banyak testimoni dan membaca review dari para traveler yang pernah ke Eropa. Tujuan kami tidak lain ingin menyaksikan panorama alam Swiss yang disebut-sebut sebagai yang terindah di Eropa.
Di musim dingin awal tahun, mulailah kami mengumpulkan informasi tentang wisata di Swiss. Membaca berbagai blog traveling dan review para traveler di TripAdvisor. Pilihan kami jatuh pada kota Lucerne. Berdasarkan review dari beberapa website, Lucerne adalah kota wisata paling indah di Swiss dengan pilihan lokasi wisata yang cukup banyak.Mulai dari wisata kota, gunung maupun danau. Dan yang paling penting menawarkan spot wisata anak yang cukup menarik. Kami juga mendengarkan saran dari mama dan adik saya yang sudah pernah ke sana.
Tiket pesawat kami booking sebulan sebelumnya. Alhamdulillah ada maskapai murah dari Amsterdam yang menuju Basel, salah satu airport terdekat dari Lucerne. Tiket maskapai EasyJet yang kami pesan hanya seharga 18,5 Euro per orang sekali jalan dengan biaya tambahan bagasi 34 Euro pp untuk satu koper besar yang kami bawa. Karena ini jenis layanan budget air jadi jangan mengharap ada diskon untuk anak-anak. Kedua anak balita kami membayar harga full ticket seharga tiket dewasa.
Senang berhasil dapat tiket murah, esoknya dibikin shock dengan harga penginapan yang selangit…hehehhe. Semua penginapan murah di Lucerne sudah habis di-booked. Apartemen yang kami reservasi pun tinggal satu-satunya penginapan full fasilitas (kitchen, tv, microwave, wi-fi, lift) yang masih tersisa dengan harga yang relatif rendah. Yah…setidaknya kami tak perlu menginap di hostel. Mengingat kami traveling dengan 2 orang anak balita.
tips liburan hemat ke swiss: booking penginapan minimal 4 bulan sebelumnya. Supaya ga kehabisan penginapan murah.
Day 1
Tanggal 4 Mei 2016 berangkatlah kami sekeluarga menuju kota Lucerne. Take off dari Schipol Airport Amsterdam sekitar pukul 8 pagi dan mendarat di bandara Basel Mullhouse Freiburg pukul 09.40 waktu setempat. Anak-anak sempat sarapan roti dan susu di atas pesawat EasyJet. Sesampainya di bandara Basel, kami hanya menyempatkan diri untuk menarik uang di mesin atm. Karena mata uang Euro yang kami bawa dari Belanda tidak bisa dipakai di Swiss. Mata uang yang berlaku di Swiss adalah Swiss Franc yang biasa disingkat CHF.
Selesai mengambil uang kami lalu bergegas menuju halte bus yang akan membawa kami ke Stasiun kereta Basel SBB untuk melanjutkan perjalanan menjuju Lucerne. Beruntungnya kami, halte bus tepat berada di pintu keluar bandara. Kami pun tak perlu terlalu terburu-buru menaiki bus, karena selain busnya cukup banyak, waktu keberangkatan kereta kami ke Lucerne juga masih cukup lama. Oiya, sebelum berangkat ke Swiss kami memang sudah membeli berbagai tiket transportasi yang diperlukan, kecuali tiket bus Basel Airport – Basel Stasiun. Menurut saya ini salah satu kenikmatan transportasi umum di Eropa. Hampir semua bisa dibeli secara online. Mengetahui jadwalnya pun secara online. Untuk menentukan rutenya sendiri kami bergantung pada Google Maps. Kami jadi bisa mengatur rencana liburan kami secara detail jauh-jauh hari.
Karena waktu keberangkatan masih cukup lama, sesampainya di Stasiun Basel SBB kami masih sempat untuk makan siang, buang air dan membeli tiket bus untuk balik.
Sempat mengamati suasana stasiun Basel, jadi tau kalau di Swiss itu menggunakan 3 bahasa. Bahasa Jerman untuk Swiss bagian tengah dan utara, bahasa Perancis untuk Swiss bagian barat, dan bahasa Italia untuk Swiss bagian selatan. Jadilah di Basel ucapan selamat datang dituliskan dalam 3 bahasa tadi.
Saat kereta kami akhirnya berangkat menuju Lucerne, si Adek yang sejak pagi bangun dan masih mengantuk di perjalanan kembali melanjutkan tidurnya di dalam kereta. Lumayan ada waktu sekitar sejam untuk tidur sebelum kereta sampai di Lucerne.
Saya sendiri di dalam kereta sibuk menikmati pemandangan peternakan dan ladang milik para petani Swiss. Perbukitan hijau yang menghampar dihiasi warna kuning dari bunga rape seed dan diselingi dengan peternakan sapi bikin mata saya jadi segar sepanjang perjalanan.
Setibanya kami di Lucerne, energi kami sudah dalam posisi full charged untuk bertualang bertemu atmosfer baru di kota yang kata orang disebut sebagai salah satu yang terindah.
Meski harus berjalan beberapa ratus meter sambil menggeret koper dan stroller anak-anak dari stasiun menuju apartemen yang kami sewa, tidak menyurutkan semangat kami untuk menikmati kota ini. Mata dan kepala kami sibuk mengedarkan pandangan ke berbagai sudutnya yang kami temui. Melewati pedestrian areanya, deretan cafe dan pertokoan, hotel hingga lalu lalang orang berkendara tidak luput dari pengamatan kami.
Alhamdulillah, apartemen yang kami sewa cukup memuaskan untuk jadi tempat melepas lelah. Tempat tidurnya nyaman, kamar mandinya bersih, peralatan makan dan memasak tersedia lengkap di pantry, bahkan peralatan untuk bersih-bersih pun juga disediakan pihak apartemen. Si noni Swiss yang menyambut kami pun tak banyak menerima pertanyaan dari kami. Kami lebih memilih untuk buru-buru merebahkan diri di kasur sejenak untuk kemudian melanjutkan petualangan kami yang sudah direncanakan minggu-minggu sebelumnya.
Tugas pertama papanya anak-anak sesampainya di apartemen adalah belanja bahan makanan dan keperluan lain di supermarket terdekat. Supermarketnya juga hanya berjarak sekitar 100 meter dari apartemen. Kami bahkan bisa memantau si bapak yang berjalan kaki ke supermarket 🙂
Selesai urusan belanja dapur, giliran saya yang melanjutkan perjalanan ke Bahnhofstrasse sementara suami saya menemani anak-anak beristirahat di apartemen. Kebetulan hari itu adalah hari rabu pertama di bulan Mei, bertepatan dengan waktu Monats-Waren Markt atau pasar bulanan yang digelar di sekitar area Kappelbrücke dan Jesuiten Kirche.
Kesempatan itu saya gunakan untuk mengeksplore area sekitar Kappelbrucke yang memang menjadi beranda kota Lucerne. Lokasinya yang tidak jauh dari apartemen dan juga stasiun kereta utama, bikin acara jalan-jalan jadi lebih santai.
Day 2
Menu utama acara liburan kami di Lucerne baru dimulai keesokan harinya dengan cruise trip menuju Alpnachstad. Dengan tiket promo yang kami miliki, kami berlayar menuju ke Alpanachstad dan kemudian balik kembali ke Lucerne Bahnhof Quai.
Selama kurang lebih 4 jam di atas cruise, kamera saya mengambil tidak kurang dari ratusan photoshoot 😀 . Rekor terbanyak mengingat saya sebenarnya bukan orang yang senang memotret.
Pemandangan kota Lucerne dari atas cruise memang memaksa kita untuk mengabadikannya dalam tangkapan kamera.
Sore harinya setelah sempat beristirahat dan sholat di apartemen, acara jalan-jalan saya lanjutkan sendirian ke area Old Town Lucerne. Papanya anak-anak lebih memilih menemani anak-anak di apartemen, karena doi mengetahui salah satu tujuan ke Old Town adalah mengunjungi shopping area, yang mana bukan kegiatan favoritnya 😀
Saya pun dengan senang hati memanfaatkan keleluasaan memilih-milih barang tanpa diganggu anak-anak heheh.
Shopping area Lucerne kurang lebih sama dengan shopping area di negara eropa lainnya. Merk-merk mainstream seperti H&M, Mango, Zara, Charles Vogel, C&A, Bata (yupp…Bata is actually Switzerland’s brand my dear), berbagai toko pastry dan cokelat, toko jam tangan dan beberapa butik lokal dan toko souvenir ada di sini.
Saya hanya menyempatkan diri membeli beberapa souvenir di Casagrande untuk dibawa pulang. Masuk ke toko souvenir di Lucerne, kita akan terbiasa bertemu wajah-wajah Asia yang sepertinya jadi konsumen paling banyak dari toko souvenir.
Bahkan salah satu kawan kami di Lucerne mengatakan, untuk bisa bekerja di toko souvenir di Lucerne, kemampuan berbahasa China adalah suatu keharusan. Well…no doubt about that.
Karena ini Old Town, maka ciri khas bangunan tua di Lucerne tetap dipertahankan. Beberapa gedung nampak berhiaskan ornamen klasik dari sejarah Lucerne di masa lalu.
Day 3
Esok harinya, karena bertepatan dengan hari Jumat, maka kami tak menjadwalkan banyak agenda karena mempertimbangkan waktu siang hari yang terpotong dengan sholat Jumat. Papanya anak-anak sudah mewanti-wanti untuk membuat itinerary yang agak longgar di hari jumat agar beliau sempat ke masjid untuk sholat Jumat.
Okay fine…keputusan kami pun akhirnya hanya berjalan-jalan ke daerah Stans di perbukitan Lucerne untuk mengunjungi Länderpark. Jangan salah, Länderpark adalah nama sebuah mall. Dugaan kami awalnya ini nama sebuah wahana atraksi di taman atau kebun binatang..heheh.
Tak banyak yang bisa kami lakukan di Länderpark. selain karena mallnya yang boleh dibilang sangat sepi pengunjung maupun tenant dibandingkan mall-mall di Jakarta, kami juga tidak punya banyak waktu di sini karena telat berangkat dari apartmen plus salah turun halte dan harus mengejar waktu sholat jumat.
Sesampainya di stasiun kereta Lucerne dari Stans, papanya anak-anak bergegas naik ke bus menuju Bosnische Moschee atau Masjid Bosnia, di daerah Emmen. Sebelum menuju masjid, sempat menitip pesan ke beliau agar menyempatkan diri untuk mampir ke toko daging halal yang berada di dekat masjid. Sayang sekali, si bapak akhirnya lupa dengan pesan istrinya dan pulang dengan tangan kosong…hiks. Anyway, toko halal tersebut sebenarnya ga sengaja liat di google maps sewaktu searching lokasi masjid. Nama tokonya Merhaba Metzgerei. Di bagian depan tokonya tertera tulisan helal fleisch alias daging halal.
Di apartemen kami karena tidak tersedia mesin cuci pakaian, maka siang sepulang sholat Jumat, suami saya bertugas ke tempat laundry. Sebenarnya di dekat apartment ada juga layanan laundry. Tapi harganya yang cukup mahal membuat kami terpaksa harus mencari informasi di google. Ketemulah tempat laundry di dekat stasiun dangan harga 22CHF untuk 5 kg volum mesin.
Day 4
Hari ke-empat kami di Lucerne, kami khususkan untuk anak-anak. Rencana awal kami berkunjung ke Lido, sebuah tempat rekreasi keluarga di Lucerne. Lokasinya berada di tepi danau Lucerne, sehingga ada banyak wahana permainan air di sana. Anak-anak pasti akan puas bermain air. Tetapi sekali lagi waktu yang terbatas mengurungkan niat kami. Bisa kami bayangkan kalau membawa anak-anak ke sana, akan menghabiskan waktu seharian. Karena dua bocah kami pasti akan sangat sulit untuk diajak berhenti bermain air di danau ataupun di kolam air. Padahal ada beberapa tempat lagi yang mesti kami kunjungi. Jadilah hari itu kami memutuskan untuk ke Verkherhhaus yang lokasinya juga tidak jauh dari Lido.
Selagi anak-anak sarapan di apartemen, di pagi harinya saya menyempatkan diri mengunjungi open markt di area dekat Kapellbrucke (Chapel Bridge). Ada tiga pasar yang sedang digelar hari itu. Pasar mingguan, pasar barang bekas (flea markt), dan pasar kerajinan tangan (Weinmarkt). Lokasi ketiganya saling berdekatan sehingga bisa dicapai hanya dengan berjalan kaki. Pasar mingguan digelar dekat Kapellbrucke, pasar flea markt di area dekat water spike, dan weinmarkt berada di area old town. Dalam dua jam saya berhasil mengelilingi ketiganya, walaupun balik ke apartemen dengan tangan kosong. Maklum turis hemat :).
Pasarnya sendiri cukup menarik. Terutama kalau kita bosan dengan barang dagangan yang ditawarkan digerai outlet yang sudah mainstream. Di open markt ini kita bisa berbelanja barang-barang buatan lokal.
Sekitar pukul 11 siang saya sudah kembali ke apartemen dengan membawa oleh-oleh ikan segar yang saya beli di supermarkt dalam perjalanan pulang. Dari open markt ke apartemen ya jalan kaki. Hari sabtu sehat judulnya…heheh
Karena anak-anak sudah siap (thanks untuk suami siaga 🙂 ), kami langsung cabut menuju Verkehrhaus dengan naik bus.
Walaupun hari sabtu, keramaian di verkehrhaus nampak biasa-biasa saja. Padahal ia termasuk spot wisata keluarga di Lucerne. Beberapa warga lokal datang bersama anak-anak mereka, Tapi tak nampak keramaian seperti di tempat-tempat wisata di Jakarta. Entah karena tidak banyak keuarga dengan anak kecil di Lucerne atau karena tiket masuknya yang berbayar mengingat Lucerne banyak menyediakan tempat wisata gratis untuk anak-anak, kami tidak begitu mengetahui alasannya. Yang jelas, kami cukup nyaman berjalan-jalan di dalam verkehrhaus yang tidak terlalu ramai. Membuat kami bebas mengeksplore berbagai obyek yang dipamerkan dan mencoba beberapa wahana yang ada.
Sekitar dua jam berada di sana, yang diselingi dengan acara makan siang anak-anak, kami pun balik ke apartment untuk beristirahat dan sholat dhuhur.
Dalam perjalanan menuju verkehrhaus tadi kami secara ga sengaja melihat satu park yang nampak menarik dengan taman bunga, promenade dan tempat bermain anak. Park itu kami lewati lagi dalam perjalanan balik dari museum. Letaknya tepat di seberang halte bus Europe. Saat itu juga, saya memutuskan kami perlu mengunjungi park tadi.
Sesampainya di apartment, anak-anak sempat tidur siang. Dan di sore harinya kami pun melanjutkan acara jalan-jalan ke park yang kami lihat tadi.
Anak-anak yang sempat tidur siang kini kembali segar menemukan tempat bermain baru. Tinggal emaknya yang galau mesti ngebersihin pakaian yang penuh pasir sehabis bermain di kolam pasir 😀
Untunglah, pemandangan di sekitar park cukup mengobati hati emak galau ini..heheh.
Day 5
Puas bermain di park, wisata selanjutnya berlanjut ke gunung. Mount Rigi tepatnya. Kalau kemarin agak santai agendanya, kali ini perlu sedikit persiapan. Maklum mau naik kereta ke gunung. Sebelumnya belum punya pengalaman mengajak anak naik ke gunung. Ya, walaupun ini bukan hiking, setidaknya bekal dan stamina anak-anak kudu disiapin jikalau menghadapi udara gunung yang agak berbeda dengan dataran rendah. Mount Rigi pun kami pilih dengan alasan ini. Banyak warga lokal yang merekomendasikan Mount Rigi jika kita membawa serta balita. Untungnya kami bepergian di waktu summer, bukan di saat winter dengan udara yang menusuk. Ini salah satu yang bikin agak santai.
Alhamdulillah sesampainya di Mount Rigi, kekhawatiran saya tidak terjadi. Udara gunung di Mount Rigi sangat bersahabat. Bahkan sangat cerah untuk piknik. Sinar matahari yang hangat dan terang membuat kami cukup jelas menyaksikan pemandangan sepanjang perjalanan menuju puncak.
Rigi Kaltbad First yang menjadi stasiun pemberhentian kami sebenarnya bukan stasiun puncak di Mount Rigi. Untuk mencapai puncak kami perlu melanjutkan perjalanan satu stasiun lagi ke Rigi Kulm.
Tapi Rigi Kaltbad First pun bagi kami sudah cukup memuaskan untuk pengalaman mendaki gunung dengan kereta. Pemandangannya tidak kalah menakjubkan.
Dan yang membuat betah, di Rigi Kaltbad First ada piknik area untuk keluarga yang menyediakan tempat bermain bagi anak. Makan siang pun jadi lancar dengan anak-anak yang bebas bermain.
Day 6
Hari ke 6 kami di Lucerne adalah hari terakhir untuk menjelajahi kota ini. Pukul 11 siang kami sudah harus check out dari apartemen. Selesai dengan urusan beres-beres koper dan check out, kami pun menuju stasiun. Bukan untuk naik kereta, tapi untuk menyimpan koper di loker stasiun karena kereta kami baru berangkat menuju Basel pada pukul 16.50 di sore hari. Masih cukup lama.
Beruntung biaya sewa loker tidak semahal biaya sewa penginapan (ya iya..kalo sama pan mending sewa kamar yak). Tarif sewa loker untuk koper kami yang berukuran paling besar waktu itu 7 CHF per hari. Loker yang lebih kecil 5 CHF per hari. Sekarang sudah naik jadi 9 CHF per hari untuk locker gede.
Waktu yang tersisa kami kami gunakan untuk berjalan-jalan di sekitar Bahnhofstrasse, mengajak anak-anak main di spielplatz (taman bermain) dan makan siang di restoran kebab halal dekat apartemen.
Soal Erdem Kebab, restoran tempat kami makan siang, kami sebenarnya sempat baca satu review yang bilang pelayannya rada jutek. Dan itu benar…hahahah. Ga ngerti juga, kali si mba lagi punya masalah rumah tangga atau apa,senyum memang tak tampak di wajahnya. Tapi, ada satu aturan kalau kita mengunjungi negara di eropa, keep the decent behaviour with you. Be polite no matter what. Maka mereka pun tetap menghormatimu. Jangan khawatir 😉
Tak terasa, waktu waktu keberangkatan kereta kami pun tiba dan kami harus bergegas naik kereta menuju Basel. Auf wiedersehen Luzern. Au revoir Lucerne. Arrivederci Lucerne. Semoga bisa bertemu lagi 🙂
Saya seneng dgn pengalaman kalian ber 4 di Lucerne
Bisa Minta info tempat kalian menginap
Karena kamu juga ber 4 Ingin kesana
Wasap saya 08123837875
Saya lebih suka komunikasi Wasap Dari pada email
Thank you
Bu ode , kenal kan saya lian
Boleh Minta info untuk nginep di Lucerne
Saya Ada Minat kesana seperti bu ode
Tapi Dari Munich Tgl 4 atau 5 mei 2018
Juga Ingin 4 malam.
udah saya jawab di email ya bu 🙂
Hi Ibu Ode,
please info tempat ibu menginap di Lucern serta kl mau naik kereta melihat Mt Rigi naik dari stasiun apa ? beli tiket nya dimana?
Thanks
Linna
di lucerne sy nginap di apartment hit rental, pesannya di booking.com, atau bisa langsung di webnya http://www.hitrental.ch
klo ke rigi, dari pier lucerne bahnhofquai (pelabuhan depan stasiun kereta lucerne bahnhof)turun di Vitznau, dari stasiun vitznau naik kereta cogwheel sy turun di stasiun rigi kaltbad first, ga sampe puncak. beli tiket boat di http://www.lakelucerne.ch sy beli yg early bird ticket.tiket kereta cogwheel beli di http://www.rigi.ch
transportasi di lucerne bisa diliat di sini penjelasnnya: https://ide-ode.com/transportasi-umum-di-lucerne-swiss-part-3-bus-dan-cruise-di-lucerne/
Halo mbak Ode
Thanks sharing jalan2nya di Lucerne. Kami mau kesana juga nih dgn anak 4 tahun dan bayi 5 bulan. Boleh saya tanya mengapa dari Alpanachstad tidak lanjut ke gunung Pilatus? Dan di gunung Rigi juga mengapa tidak lanjut 1 stasiun lagi ke puncaknya? Apakah anak2 tidak dianjurkan ke gunung2 tsb?
Terima kasih.
Salam,
Tiwi
halo juga mba…kami kmrn ga ke pilatus krn lebih jauh.ongkosnya jg jadi lebih mahal heheheh.pdhl wahana permainannya lebih lengkap pilatus sih.tapi krn cuma mo liat pemandangan swiss aja..jadi deh ke rigi aja.ga naik sampe Rigi Kulm krn di puncaknya justru cuma ada salju doank mba. klo di Rigi Firstnya malah lebih banyak cafe dan t4 buat nongkrong.ada tempat pikniknya juga.klo winter mo ke puncak gunung swiss setau sy mmg ada aturan usia maksimal anak.krn makin ke atas oksigen makin tipis.
ogitu.. thanks mbak ode..
mbak naik ekonomi apa bisnis?
saya mau kesana jg tapi anak saya kaya belatung nangka. sy budget pass 2 an. mau naik ekonomi gmn y mb?
naik pesawat kelas ekonomi maksudnya?sy malah belum pernah naik yg kelas bisnis hihii…ekonomi enak qo.hunting tiket murah aja.subscribe newsletter maskapai2 yg sering promo kyk qatar, emirates, etihad, garuda, dll.atau gabung grup tiket murah/backpacker di fb.suka banyak yg share klo lg ada promo tiket.met hunting mba
Hallo mba Ode,
Lucerne sama Lauterbernen apakah satu daerah mba ?
Mba Ode dan keluarga gak singgah di Mt Titlis ? apakah jauh dari Lucerne ?
Thanks
lucerne sm lauterbrunnen sama2 di swiss mba, tapi beda canton (kota).tapi jaraknya ga jauh qo.skitar 2,5 jam naik kereta.and both are worth to visit 😉 kami kmrn ga ke titlis, karena menurut sy banyak tempat lain yg lebih menarik di swiss daripada titlis
Mbak …. bisa minta nama apartemennya ? insyaAllah 20 Maret 2019 kami sampai di Lucerne, kami pergi berempat sekeluarga tapi dua anak kami sudah kuliah, cukupkah utk 4 orang dewasa?
nama apartmentnya Hit Rental Lucerne. klo utk kamar yg kami sewa hanya bisa utk dewasa 2 org mba.tapi hit rental punya byk pilihan kamar apartment.cek lgsg ke webnya aja. hitrental.ch