Berawal dari rencana liburan kami ke Salzburg selama 3 hari, saat browsing lokasi wisata rasanya masih ada sisa waktu cukup banyak di Salzburg. Kota Salzburg yang memang kecil ternyata cukup dijelajahi dalam waktu kurang dari sehari. Obyek wisatanya yang berada dalam kota terletak saling berdekatan satu sama lain, sehingga tak perlu waktu yang panjang untuk dikunjungi.
Baca juga : Mencari Garam, Bernyanyi Do Re Mi dan Bertemu Mozart di Salzburg
Mulailah kami mencari obyek wisata lain yang letaknya agak di pinggir kota. Yang kalau ditempuh dengan kendaraan umum tak membuat bosan anak-anak dalam perjalanan. Itu sama juga artinya nyari yang dekat-dekat aja. Banyak yang menyarankan Hallstatt, tapi demi mengetahui jarak tempuhnya yang lumayan jauh dari Salzburg, kurang lebih 2 hingga 3 jam, membuat kami urung mengunjungi Hallstatt. Dengan waktu tempuh demikian rasanya kami tak sanggup untuk balik di hari yang sama. Untuk mengunjungi Hallstatt kami perlu setidaknya semalam menginap di sana. Rute yang akan terlalu panjang dalam trip kami. Akhirnya kami putuskan untuk menginap di Salzburg saja, dan mengunjungi lokasi wisata yang bisa ditempuh dengan waktu yang singkat.
Hasil jalan-jalan saya ke forum diskusi traveling para bule yang pernah mengunjungi Salzburg, saya mendapat informasi soal St.Gilgen. Kota kecil yang juga punya keindahan serupa Hallstatt.
Jadilah saya kepoin kota kecil yang satu ini. Ternyata, St Gilgen termasuk dalam rute tour Sound Of Music. Tour yang menjual wisata panorama ke tempat syuting film Sound of Music. Salah satu scene dalam film itu mengambil lokasi di St Gilgen.
Paket tour Sound of Music dijual mulai dari harga €42 hingga €990, mengunjungi tidak hanya St Gilgen tapi juga lokasi syuting yang lain.
Pilihan lainnya adalah menumpang bus lokal yang juga tersedia menuju St Gilgen. Tarif tageskarte dari Salzburg Hauptbahnhof menuju St Gilgen seharga €15,80 pp per orang berlaku hingga jam 12 tengah malam. Kami jadi bisa punya waktu seharian untuk mengeksplore St Gilgen.
Baca: Transportasi Umum di Salzburg
Berhubung kami bukan penikmat paket tour yang biasanya waktu kunjungan tiap lokasi dibatasi, dan bukan pula fans dari Sound of Music, maka kami lebih memilih untuk mengunjungi St Gilgen dengan menumpung bus lokal. Ini tentu pilihan yang lebih hemat bagi kami 😉 .
Dan berita baiknya adalah waktu tempuh menuju St Gilgen dengan bus dari Salzburg Hauptbahnhof hanya sekitar 40 menit! Dengan waktu tempuh sesingkat itu kami rasa cukup memiliki tenaga untuk balik hari ke penginapan yang kami sewa di Salzburg. Yaa…kalau buat yang solo traveling sih masalah waktu tempuh ini tidak akan jadi masalah. Tapi buat yang traveling dengan anak-anak ini akan menjadi salah satu pertimbangan penting. You wouldn’t expect your vacation ruined by moody & fatigue kids, would you? 🙂
So, done. St Gilgen is already in our bucketlist.
That Scenic Salzkammergut
St Gilgen berada di tepian danau Wolfgangsee yang terletak di kawasan Salzkammergut. Menuju ke kota kecil ini kita akan disuguhkan pemandangan danau dan perbukitan yang cantik sepanjang ruas jalan Wolfgangsee Strasse yang menghubungkan kota Salzburg dengan Bad Ischl di sebelah timur. Rangkaian danau dan perbukitan yang cantik ini memang banyak terdapat di kawasan Salzkammergut. Menjadikan kawasan ini sebagai zona retreat favorit warga Salzburg.
Lokasinya yang tidak begitu jauh dari Salzburg membuat St Gilgen sebagai ‘tempat pelarian’ yang sempurna dari hiruk pikuk perkotaan.
Perbukitan yang hijau menghampar dengan kilauan air danau bak permata yang nampak tenang menghiasi rumah-rumah penduduk di sekitarnya, tidak heran menempatkan negara Austria sebagai salah satu negara di Eropa dengan panorama alam terindah.
Dan tambahkan itu semua dengan segala kenyamanan transportasi yang warganya dapatkan. I think they’re lucky enough to live in such paradise 🙂 .
What St Gilgen Has to Offer
Saat kami ke St Gilgen, kami menjumpai beberapa warga maupun turis yang juga menuju St Gilgen untuk hiking. Sepertinya sudah jadi kebiasaan para bule Eropa tiap kali mendapati panorama alam yang indah seperti ini mesti mereka nikmati dengan berjalan kaki menyusuri bukit dan gunungnya.
St Gilgen selain menyajikan atraksi panorama alam, juga jadi tempat favorit untuk outdoor activity. Mulai dari paragliding, parasailing, water sport, hingga biking dan hiking.
Bagi kami, cara paling sederhana untuk menikmati St Gilgen di saat musim panas adalah dengan menyeruput es krim dari kios yang banyak terdapat di sekitar danau, sambil duduk bersantai menemani anak-anak yang asyik berlarian di tepi danaunya.
Sesekali kami bertemu rombongan turis dari Asia yang datang dengan sebuah bus wisata, tersenyum riang sambil mengabadikan keindahan panorama danau di St Gilgen dengan kamera mereka. Saya rasa saya mengerti mengapa mereka tersenyum begitu riang. Sama dengan perasaan kami hari itu. Menikmati alam yang indah dan tenang tanpa terganggu polusi udara benar-benar suatu ‘kemewahan’ yang mungkin sulit didapatkan di negara asal kami.
Jika ingin melihat keindahan danau Wolfgangsee secara utuh, menumpang boat tour adalah salah satu cara yang asyik. Tapi berhubung badan ini sudah susah untuk diajak beranjak dari kenyamanan bangku taman di pinggir danau, selain juga mengingat biaya yang harus kami keluarkan lagi untuk boat tour 😀 , kami pun melewatkan kesempatan itu.
Heritage di St Gilgen
Menilik dari sejarahnya, kota kecil ini tidak lepas dari jejak kaki Mozart, musisi legendaris yang sudah menjadi icon negara Austria. Di kota kecil inilah ibunda Mozart lahir dan leluhur Mozart berasal. Rumah ibunda Mozart hingga kini masih dijaga kelestariannya di St Gilgen. Para wisatawan dapat berkunjung ke rumah ini dengan membayar tiket masuk. Lokasinya tepat berada di sisi jalan utama menuju danau.
Walaupun nampak sepi, pemukiman di St Gilgen nampak jelas diwarnai oleh kekhasan budaya Austria . Rumah-rumah khas Austria yang kini banyak difungsikan sebagai toko souvenir maupun cafe membuat atmosfir khas negara Austria benar-benar terasa di St Gilgen. Beberapa galeri workshop yang memajang kerajinan handmade khas Austria juga kami temui di sini.
Saat berkeliling di area pemukimannya, saya terkesan dengan bangunan Rathaus di St Gilgen yang nampak menyerupai rumah adat. Ada cita rasa Bavaria, Swiss dan Austria tertangkap di kamera saya. Entahlah. Mungkin saatnya anda yang membuktikan sendiri kesan itu 😉 .
Indah banget pemandangannya… tulusannys jg bagus… i hope someday i can be there… hehe
amiin…makasii ani udah mampir ke sini 🙂
Duh pengen gulang guling atau melukis disana, harus buka blog ini lagi klo kesana aamiin
Assalamualaikum. Insya Allah bulan Juni 2018 mau ke Salzburg. Thanks ya mbak infonya yg membuat saya gak sabar lg mau cepat sampai disana.
wa’alaikum salam.have a nice trip mas.smoga liburannya menyenangkan 🙂 makasih ya dah mampir ke mari
hallo mba, informatif sekali blog nya, mau tanya detail, kl boleh tau:
– naik bus no berapa utk ke st gilgen dan nama sta nya apa utk di st gilgen? (karena kl kami cek website sekitar 73 menit dg bus salzburg-st gilgen, mungkin salah input nama sta)
– apakah sempat ke fuschlsee village?
– utk naik cable car dan boat dr tengah kota st gilgen jg dekat dengan sta bus nya?
terima kasih sblmnya 🙂
hallo mba vandrya..
– ke st gilgen naik bus no 150 dari stasiun bus salzburg hauptbahnhof, turun di halte st gilgen busbahnhof.skitar 50 menit perjalanan.liat di sini aja penjelasannya https://ide-ode.com/transportasi-umum-di-salzburg/
– fuschlsee hanya beberapa halte sebelum st gilgen jadi sempat qo kalo mo mampir.hanya beberapa menit dari halte bus st gilgen
-loket cable car hanya bberapa meter dari halte st gilgen busbahnhof.keliatan qo, dia tepat di sisi jalan raya.klo ferry terminal mesti jalan turun ke bawah ke arah danau, tapi ga jauh.dan lewati area wisata juga,jadi para turis jg rame ke arah sana
semoga lancar perjalan ke st gilgennya 🙂
terima kasih mba Ode informasi nya 😊