Budapest: Our Foodie Moment

budapest food

Selain panorama alam dan kota, kuliner lokal adalah salah satu yang dicari para pelancong tiap berkunjung ke suatu negara.

Kami sebenarnya tidak termasuk tipe yang demikian. Alasan pertama, karena saya dan suami  sama-sama punya lidah nusantara yang sulit dipuaskan dengan cita rasa masakan luar negeri 😀 . Suami saya ‘fanatik’ dengan lidah sumatranya, yang lebih akrab dengan rendang, dendeng balado, dan segala santan gurih yang menemani nasi putih. Sementara lidah sulawesi saya sudah terbiasa dengan seafood segar dan aneka sambel. Selera kami bertemu kalau lihat gerobak mie ayam, bakso, gado-gado dan sate. Pendek kata, kami penggila masakan Indonesia…yeaahh! 😉

Tapi, kami membuat pengecualian saat di Budapest.

Dan itu terjadi saat kami pertama kali mencicipi masakan turki di Budapest. Lho qo…di Budapest kulinernya khas Turki?? Hmm…coba baca tips wisata kami selama di Budapest.

Makanan halal memang agak sulit kita temukan di Budapest. Makanan halal hanya bisa kita temukan di gerai makanan khas Turki atau Timur Tengah. Itupun tak semuanya.

Persoalan halal ini jugalah yang membuat kami tak jadi mencicipi Goulash, makanan khas Hungaria yang terkenal itu. Di Budapest, kami tak menemukan kedai atau restoran halal yang menyajikan menu goulash.

Tapi tak mengapa, karena kami jadi menemukan cita rasa masakan Turki yang jauh berbeda dengan masakan Turki yang pernah kami cicipi di negara lain.

So…this is our foodie moment in Budapest, captured in my camera.

Precaution: Hati-hati ngeces… 😉

Masakan Khas Turki di Budapest

budapest food

Yang bikin beda masakan Turki di Budapest adalah cita rasanya yang mirip masakan Asia. Sempat mencicipi nasi lemak dan tumis ayam kentang ala Turki di restoran dekat penginapan, membuat saya jadi teringat rasa nasi kapau dengan balado kentang di tanah air 😀 . Enak banget.

Ini yang akhirnya bikin kami memutuskan untuk tak perlu repot-repot memasak di apartemen. Biasanya tiap liburan saya pasti menyempatkan diri untuk memasak di penginapan. Tinggal beli bahan makanan lokal yang segar lalu diramu sesuai cita rasa nusantara kami. Kami hanya jajan sesekali untuk mengetahui cita rasa lokal kota yang kami kunjungi. Biasanya ini jauh lebih hemat dan lebih aman, karena kami tak ingin buang-buang duit untuk menu makanan internasional yang seleranya tak cocok di lidah kami.

Tapi ini tak berlaku di Budapest. Kali ini dapur penginapan hanya kami pakai untuk membuat sarapan. Selebihnya kami lebih suka berkelana ke kedai-kedai masakan Turki yang ada di sana. Tinggal beli makanan siap santap di restoran Turki dan panaskan di microwave. Cita rasanya bisa diterima semua anggota keluarga. Anak-anak kami pun suka dan tak pernah menolak.

budapest food

Yang bikin senang makan di restoran Turki di Budapest, adalah harganya yang bersahabat di kantong. Saya hanya membayar 1250 HUF atau sekitar €4 untuk sepaket nasi lemak dan tumis ayam kentang yang saya pesan untuk dibawa pulang ke penginapan. Seporsi paket nasi ayam yang saya bawa pulang itu cukup untuk saya makan berdua suami saya. Porsinya besaaarr saudara-saudara 😀

budapest food
berturut-turut harga tempura ikan, onion ring, tempura ayam, dan tempura keju.
budapest food
berempah dan banyak keju, cita rasa masakan Turki di Budapest

Sayangnya, tidak semua restoran khas Turki di Budapest menyajikan menu daging sapi dan ayam halal. Kita mesti rajin bertanya kepada mereka. Foto di atas adalah menu masakan di restoran Turki dekat penginapan kami. Lelehan keju dan aroma rempah-rempah terpaksa harus saya lewatkan di restoran ini karena pelayannya mengatakan menu daging sapi dan ayamnya tidak dari penyembelihan daging sapi dan ayam halal. Pelayannya pun akhirnya hanya menawarkan menu tempura ikan yang tersedia kepada saya.

budapest food
puding nasi ala Turki

Yang ini saya coba di  restoran Turki yang terletak di atas stasiun Metro Astoria di jalan Kossuth Lajos. Nama restorannya Istanbul Torok Etterem. Sempat kecewa karena menu ayamnya tidak bersertifikat halal dan pelayannya mengatakan hanya menu daging sapi saja yang bersertifikat halal di restoran ini, di samping menu seafood tentunya.

Saya pun mencoba dessert yang ada di mesin pendingin mereka. Alhamdulillah dessert puding nasi ala Turki yang saya pesan tidak mengandung bahan non halal. Saya mencobanya setelah pelayan restoran ini   mengatakan dessert ini bisa dimakan oleh kami yang muslim.

Puding nasi ala Turki yang dalam bahasa asalnya disebut sütlaç, hanya terbuat dari beras, susu, gula, dan tepung maizena. Rasanya enak, dan harganya juga ga mahal. Di waktu summer makan puding dingin seperti ini rasanya bikin adem.

budapest food
pancake coklat di Restoran Star Kebab Budapest

Dessert lain yang sempat kami coba, adalah pancake coklat ala turki. Di Star Kebab, restoran tempat saya membeli jajanan ini, pancakenya tersedia dalam 2 pilihan. Coklat dan Vanilla. Yang coklat seperti foto saya di atas, sedangkan yang vanilla sausnya berwarna putih. Rasa coklatnya nendang banget. Ada sedikit rasa pahit. Mungkin karena coklat bubuk yang ditaburkan.

Masakan Khas Timur Tengah di Al Amir Restaurant Budapest

Puas berkelana mencari makanan halal di restoran khas Turki, giliran restoran halal ala Timur Tengah yang kami cicipi berikutnya.

budapest food
Al Amir Restaurant, restoran khas Suriah di Budapest

Satu yang banyak direkomendasikan para reviewer adalah Al Amir Restaurant. Letaknya tidak jauh dari kawasan shopping street Vaci Utca.

budapest food
harga seporsi kebab ala Aleppo
budapest food
chicken kebab dan kentang goreng yang kami pesan

budapest food Lentil Soup di Al Amir Restaurant

Kami memesan seporsi chicken kebab, kentang goreng, dan semangkuk lentil soup. Chicken kebab dan lentil soup yang kami pesan datang dengan sebuah keranjang kecil berisi 4 buah roti khas Suriah. Di restoran ini nampaknya roti khas Suriah disajikan di tiap meja secara gratis. Tau ini sejak awal, kami mungkin tak perlu memesan kentang goreng lagi…hahahah.

Chicken kebabnya rada unik. Dibuat dari ayam kebab yang dibentuk sedemikian rupa sehingga nampak seperti sepotong sate panjang. Aroma rempah-rempah khas Timur Tengahnya lumayan tajam buat kami, tapi masih bisa kami lahap 😀 .

Yang rada sulit kami cerna adalah lentil soup-nya. Ada rasa asam dan aroma seperti makanan basi yang tercium. Bukan karena makanan ini sudah kadaluarsa, tapi mungkin karena rasa lentil yang difermentasi. Pernah coba tauco? Nah.. lentil soup ini punya bahan utama yang sama dengan tauco. Tauco yang dibikin sup dan ditambah rempah-rempah khas Timur Tengah, jadilah lentil soup ini. Mungkin tidak akan saya rekomendasikan untuk anda yang punya lidah nusantara sama seperti kami.

Food Court Central Market Hall Budapest

Satu tempat makan lagi yang banyak direkomendasikan para pelancong di Budapest adalah Central Market Hall. Sayangnya kami tak menemukan kedai makanan halal di sini. Berhubung pasar ini saya kunjungi di hari terakhir kami di Budapest, saya pun tidak terlalu berminat untuk mencoba makanannya. Hanya menyempatkan diri mengambil foto di kedai-kedai makanannya untuk anda 😉

budapest food
Langos di Central Market Budapest

Di bagian atas, di lantai 1 dari pasar ini mata saya tertumbuk pada salah satu kedai makanan khas Hungaria. Di bagian depan etalasenya berderet jajanan khas Hungaria yang entah selama 4 hari di Budapest baru saya temui di sini. Namanya Langos. Jajanan khas Hungaria yang terbuat dari adonan donat yang dibentuk serupa pizza, dan diberi macam-macam topping yang manis.

budapest food
sajian ‘ala warteg’ di central market. ada nasi juga 🙂

Bergeser sedikit dari kedai penjual Langos, di sebelahnya ada kedai makanan khas Hungaria yang menjual nasi. Baru mengerti kalau ‘default-nya selera orang Hungaria itu ya mirip-mirip selera kita juga, makan nasi dengan lauk pauk.

Tapi saya tak berani mencicipinya karena tak ada keterangan halal di kedainya. Hanya saja kalau liat tampilan kedai ini, berasa tidak asing karena mirip warteg di tanah air. Orang-orang memesan makanan dengan menunjuk menu yang mereka mau dan menyantap makanan di meja depan etalase.

budapest post
macam-macam buah berry di Central Market Hall

Last but not least…da fruits! Kalau pengen nyobain jajanan manis tapi males keluar kocek banyak di cafe ataupun patisserie, jajan buah aja di pasar hehehe.

Saya sendiri lebih suka pilihan ini. Selain lebih sehat, saya suka mencoba macam-macam buah unik yang jarang saya temukan di kota lain. Well ya..kalau’ berry-berry’an macam ini sih memang ada di kota lain, umumnya di Eropa. Tapi tetap aja suka beda rasanya tiap kota. Entah itu karena variannya yang berbeda, ukurannya yang beda, kesegarannya sampe harganya pun suka beda. Teteuup yaa…bagi ibu-ibu harga itu penting. 😉

Kayak blackberry yang saya temukan di Central Market Hall ini, ukurannya lebih besar, dan harganya pun jauh lebih murah dibandingkan harga blackberry di kota lain di Eropa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2 thoughts on “Budapest: Our Foodie Moment

  1. Ihhh aku nyesel ga ikut ke budapest . Wkt msh di bulgaria, suami ama temen2nya jalan darat k budapest.

    Aku kalo udh traveling ke negara2 non muslim gini, cari amannya ya makan di restoran lebanon ato turki jg mba. Walopun kdg kita nakal juga, makan di tempat yg ga jelas :p. Prinsip kita sih yg ptg bukan porky. Masalah piring dan alat masak dan lainnya, sudahlah yaaa :D. Kyk di serbia waktu itu, udh kliling kota ga nemu resto turki ato lebanon ato yg sejenisnya. Akhirnya ama supir kedutaan dibawa makan steak rusa :D.

    1. pdhl dekat banget yak bulgaria sama budapest..hihi.iya sy agak kecewa jg waktu di budapest byk resto turki tapi daging sapi ma ayamnya ga halal. di budapest sptnya mmg ga ada penyembelihan daging halal,jadi dia mesti impor.ga kayak belanda, inggris atau perancis yg halal slagerij udah dimana2.makanya agak susah nyari daging sapi ma ayam halal di budapest. pdahal makanannya enak2 lho…lumayan surprised waktu pertama rasain.ga kayak makanan eropa pada umumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.